About Sacrifice
SEBUAH PENGORBANAN
Karya : Ade Marvira Putri
Sebuah mobil Sport berhenti tepat
di gerbang SMA Sriwijaya . Dari dalam
mobil keluar seorang cowok tampan, tinggi, namun agak urak-urakan. Sebut saja
Roger. Sekilas tampak sempurna, banyak
cewek-cewek yang terpesona karena kesempurnaanya. Namun dia sama sekali tidak
tertarik pada cewek. Ia memandangi Sekolah barunya itu. Sekolah yang cukup
buruk, yang sangat sempit dan gersang. Rasanya ia tak pantas menghuni Sekolah
semacam ini. Tentu saja, Ia adalah anak seorang pengusaha tambang Batu Bara
terkenal di Ibukota. Jika tidak karena faktor
Drop Out dari sekolahnya, Ia tdak mungkin akan kembali ke Desa kecil
ini. Di sekolahnya,dia cukup populer karena merupakan vokalis dari salah satu
band andalan Sekolah. Tiba-tiba 5 orang cowok sebayanya datang menghampiri
Roger yang masih belum hafal dengan sekolah barunya itu.
“anak baru, ya ?”.tanya Tony
“Iya”. Jawabnya
“Kenalin, gue Tony,dan ini
temen-temen gue. Yang ini Ryan,ini Beny,ini Gerard,trus yg ini Nico.” Tony
memperkenalkan diri diikuti anggukan dari teman-temannya yg lain.
“Hey. Iya, gue Roger.” Roger membalas dengan senyuman kekompakan
“Gue denger, Elo pindahan dari Bandung,ya ?kok elo milih
sekolah di sini sih ? disini kan nggak enak, tempatnya kecil, Bro. Nggak kayak
di Bandung yang rata-rata sekolah elit gitu” kata Nico
“Ehmm,gue udah bosan aja sekolah di tempat elit,dan gue
pengen balik kesini. Kangen sama suasana disini.” Balas Roger berusaha
menyumbunyikan sebab kepindahannya ke sekolah ini
Tiba-tiba keasyikan mereka terganggu
ketika seseorang menyelinap masuk diantara gerombolan itu dan menghampiri, dia
adalah Zaky, cowok yang kakiknya sebelah kiri terpaksa diamputasi karena
kecelakaan yang menimpanya 2 tahun lalu.
Selama di sekolah ini, Zaky hanya sendiri, tak satupun siswa yang ingin
berteman dengannya,mereka beralasan bahwa Zaky tidak hanya cacat,namun ia miskin.
Ayahnya hanya seorang Pemulung.Ketika melihat Roger,dengan wajah yang berbinar,
Zaky menghampiri dan ingin memeluknya.
“Roger ?kamu Roger,kan ?masih ingat aku ?”.
Roger memperhatikan Zaky dengan pandangan aneh. Ia tak langsung menjawab,malah
melepaskan pelukan Zaky.
“Ini saya, Zaky. Teman kecil kamu waktu kita masih SD di
sini dulu. Kamu nggak ingat waktu kita mancing bersama, tapi ketika kita sudah
kelas 4,kamu harus pindah dari sini,
Papa kamu memiliki pekerjaan tetap
disana. Dan kamu meninggalkan saya. Saya sangat merindukan kamu, Roger,dan...”
Kata-kata Zaky terputus ketika Benny menolaknya kasar.
“ Eh! Jangan sok kenal deh. Dia nggak kenal sama Loe. Orang cacat kayak loe pantasnya kenalan sama
yang cacat juga.Gila ni orang,pede banget.”
“Zaky ??!!” . Tiba-tiba Roger mengingat sesuatu. Sepertinya
itu tak asing lagi baginya.
“Ini, saya,Zaky.”
Roger kembali mengingat sesuatu.
Rasanya ia pernah mendengar nama itu sebelumnya. Ya,Zaky. Teman semasa kecilnya
yang ia tinggal pergi karena harus
pindah ke Bandung . Tapi apa yang terjadi padanya saat ini?. Zaky telah
kehilangan sebelah kakinya. Roger tak mungkin mengakuinya sebagai teman
lamanya. Ia terlalu malu untuk melakukan itu. Apa kata teman-temannya jika tahu
bahwa ia pernah memiliki seorang teman yang cacat dan miskin ?sementara ia
adalah seorang cowok yang nyaris sempurna. Ia tak akan membiarkan hal itu
terjadi. Dengan wajah masam, Roger pun membalas dengan kasar.
“maaf,gue nggak kenal Elo. Jangn sok kenal,deh. Seumur hidup
gue nggak pernah punya temen yang cacat. “.
Roger
berlalu meninggalkan Zaky yang terpaku karena kata-kata yang pedas itu. Dia tak
menyangka, Roger sahabat lamanya yang sangat baik kini berubah menjadi orang
sombong yang tak lagi dikenalnya. Sementara teman-teman yang lain pun ikut
mengejeknya dan meninggalkan Zaky tanpa menaruh iba sedikitpun.
Seminggu sudah berlalu semenjak
Roger bersekolah di SMA barunya itu. Kini ia telah memiliki geng yang suka
berbuat onar desanya. Roger adalah sosok yang diidam-idamkan bagi kebanyakan
gadis di desa itu. Bagaimana tidak,ia adalah cowok terganteng dan terkaya di
Desa itu. Namun sayangnya, ia masih belum mau mengakui Zaky sebagai teman lamanya. Setiap hari Zaky
selalu mencoba untuk mendekati Roger,namun Roger selalu menghindar dan mengejek
Zaky. Tak putus asa. Kali ini Zaky kembali mendekati Roger yang sedang duduk di
Kantin ,kebetulan Roger tidak ditemani oleh teman segengnya. Dengan dibantu
oleh tongkatnya, Zaky berusaha duduk disamping Roger.
“Roger. Tumben kamu sendiri disini, dimana teman-temanmu ?”
“Loe ngapain lagi sih ganggu-ganggu gue ? udah berapa kali
gue bilang, gue nggak pernah punya teman yang cacat kayak Loe!”
“Kamu bohong. Saya tahu kamu mengenali saya tapi kamu malu
kan karena kondisi saya yang seperti ini ? saya sadar, saya memang tak
sempurna. Saya tidak punya kaki yg lengkap. Tapi saya lebih mengasihani kamu.
Selama ini saya salah menilai kamu. Saya pikir, kamu menilai persahabatan itu
hanya saling melengkapi. Itu kata-kata yg selalu saya dengar ketika kita masih
bersama. Namun sekarang, dengan fisik saya yg tdk lengkap,kamu malah menganggap
saya seperti sampah. Seharusnya kamu menerima apa-adanya saya. Bukan malah
mengejek saya.”
Roger terhenyak dengan kata-kata Zaky. Baru kali ini ia
merasa direndahkan bahkan oleh orang cacat berada disampingnya saat itu.
Spontan saja ia menonjok Zaky hingga ia terjatuh.
“Woy! Loe jangan sembarangan ya kalo bicara. Nggak usah sok
kenal deh Loe. Loe blum tau siapa gue. Loe cuma anak cacat yg nyusahin orang.
Nggak usah sok sempurna !”
Dengan wajah yang marah besar
Roger pergi meninggalkan Zaky. Tak peduli apa yang akan dikatakan Zaky. Ia
terlanjur malu dengan kata-kata itu.
Sore itu hujan sangat lebat.
Roger duduk santai di Pos satpam untuk menunggu jemputan. Ada sesuatu yang
mengusik pikirannya saat itu. Ya,tentang cowok cacat dan miskin itu. Di satu
sisi, ia salut atas kegigihan cowok itu untuk mencoba menyadarkannya, tapi
disisi lain ia sangat membenci Zaky, karena telah mengejeknya di depan umum.
Jujur saja, ia memang sangat merindukan Zaky,namun karena kondisi zaky saat
itulah yang membuat Roger merasa enggan untuk mengungkapkan rasa itu apalagi
sampai mengakui Zaky sebagai sahabat
lamanya. Tiba-tiba Roger tersadar dari lamunannya ketika sebuah mobil
sport menjemputnya.
Setibanya di Rumah, Roger
langsung duduk di sofa depan TV sambil menekan tombol remote sembarangan. Ia
memandang hampa,pikirannya masih saja tertuju pada Zaky. Tiba-tiba Pricillia, adiknya datang dan
memperhatikan wajah kakaknya yg kelihatan masam saat itu.
“Masam bgt muka Loe!”.
“Penting bgt Loe tau. Udah deh,jangan ganggu gue. Gue lagi
nggak pengen diganggu”
“yang ganggu Loe siapa sih?adanya juga elo yg gangguin
gue. Dari tadi tuh gue yg duduk disini.
Nah elo yg tiba-tiba duduk tanpa sepengatahuan gue. Harusnya elo dong yg pergi.
Gimana sih”
“Ah, terserah elo deh. Males gue!”.
Dengan kesal Roger bangkit dari
sofa dan beranjak ke kamarnya.
Menghempaskan diri di ranjangnya yang empuk dan tertidur.
Udara dingin di luar sana membuat
Roger malas bangun dari tidurnya. Ia menarik selimut karena kedinginan. Hari
ini hujan deras sehingga ia malas ke sekolah namun karena Oma yang dari tadi mengetuk-ngetuk pintu
kamarnya membuat ia terpaksa bangkit dari tidur lelapnya itu. Di rumah itu, ia
hanya tinggal bersama Oma dan Pricillia. Papa dan Mamanya masih di Bandung.
Mereka masih menjalankan bisnis yang semakin maju itu. Sebenarnya Roger juga
tak ingin pindah dari Bandung,namun karena D.O itulah,ia diharuskan pindah
kedesa kecil ini, Desa Siliwangi. Tak banyak cara yang harus ia lakukan selain
disini, karena ia hanya desa inilah yang mampu menyembunyikannya dari
kepopulerannya di Bandung. Ia takut orang-orang mengetahui bahwa ia di D.O.
Maka ia pun memberi alasan bahwa ia terpaksa pindah disini. Alasan pastinya
ialah karena ia ketahuan bolos dan menghisap gudang belakang sekolah. Tak ada
yg tau alasan itu selain dia dan keluarganya.Dengan malas Roger bangkit dari
posisinya yg sedari tadi tertidur lelap untuk mandi dan kesekolah.
Tubuh kurus itu berlari menerobos
derasnya hujan hingga basah kuyup. Ia memandangi keadaan sekitarnya. Masih
sunyi. Biasanya jam segini sudah ramai orang-orang yang bercengkerama di
kantin,atau sekedar berlalu lalang dipandangannya. Ia berjalan menuju kelas. Hanya tiga orang yg
berada disana dan Roger juga belum terlihat. Entah mengapa Zaky sangat
menyayangi sahabat lamanya yang satu itu,meskipun ia telah dihina dan tidak
diakui. Namun ia yakin bahwa suatu saat Roger akan sadar atas sikapnya. Ia
percaya bahwa Allah swt. Akan membuka pintu hati sahabatnya itu. Selang
beberapa menit, tiba-tiba orang yg sedang dipikirkan sampai juga. Zaky mencoba
menyapanya namun ia berlalu dari tempat itu,tak peduli dengan sapaan yg
menyapanya.Namun Zaky masih mencoba
tersenyum ikhlas dengan semua itu.
Selang beberapa jam. Akhirnya
tiba waktu istirahat. Roger memutuskan untuk tidak ke kantin hari ini. Ia
membiarkan teman-teman segengnya melanjutkan kebiasaan mereka yg selalu
mengganggu teman-teman yg lain atau sekedar nongkrong di Kantin. Saat itu ia
sedang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan Zaky. Ia mengendap-endap menuju tas Zaky dan
meletakkan sesuatu didalamnya. Dan berhasil. Tak ada seorang pun yg melihat apa
yg dia perbuat saat itu. Tak lama kemudian semua sisiwa pun masuk. Secepat
kilat Roger berjalan meninggalkan tempat
itu. Miss Lena pun masuk untuk mengabarkan bahwa hari ini razia. Semua sisiwa
harus diperiksa. Roger tersemyum dalam hati. Dia berfikir bahwa rencananya
hampir berhasil. Bergantian guru memeriksa semua tas siswa-siswi di sana dan
betapa terkejutnya mereka ketika menemukan sebuah bungkusan terlarang dari
dalam tas seorang sisiwa. Ya,itu Zaky. Ia masih bingung tentang pandangan tajam
para guru-guru itu karena ia meras tidak mengggunakan barang-barang terlarang
itu. Dengan langkah berat,ia pun berjalan ke kantor BP untuk di mintai
keterangan tentang barang-barang itu.
“Untuk apa kamu membawa dan menggunakan barang-barang itu
?”tanya pak Lukman,guru BP di sekolah itu
“Bukan saya yg melakukan itu,pak. Saya sama sekali nggak tau
kenapa barang-barang itu bisa didalam tas saya”. Jawab Zaky meyakinkan pak
Lukman
“Mana mungkin kamu nggak tau,jelas-jelas ini ada sama kamu.”
“Saya nggak tau pak,sumpah. Saya nggak pernah menggunakan
itu,percaya sama saya,pak”
“Kamu pikir saya bisa dibodoh-bodohi. Seharusnya kamu
beruntung bisa sekolah disini setelah banyak sekolah yg menolak kamu karena
keadaan kamu seperti ini. Sekolah mana yg mau menerimaa penyandang cacat
seperti kamu. Dan sekarang kamu malah menyia-nyiakan kesempatan kam untuk
bersekolah disini.”
Zaky terdiam menunduk. Ia tak kuasa untuk membalas kata-kata
itu yg telah melawan semangatnya untuk membela diri.
“Mulai sekarang,berikan surat ini pada Ibumu. Kamu
dikeluarkan dari sekolah ini. “
“Tapi pak, saya..”
“Silahkan keluar!”
Deangan lemas, Zaky keluar
tergopoh-gopoh. Ia tak tahan dengan penderitaannya hari ini,namun ia lebih
tidak tahan melihat ibu yang akan membaca surat ini. Apa yang harus ia lakukan
dengan ini semua?ia kehilangan arah. Tak ada tempat untuk mengadu kecuali pada Allah swt.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Dari tadi Zaky belum kelihatan di
Rumah. Ibunya sangat mengkhawatirkannya. Wanita tua itu sudah mencari ke
tiap-tiap tempat di sekitar itu,namun zaky juga belum ditemukan. Tiba-tiba
terdrngar ketukan pintu dari luar. Tanpa
pikir panjang wanita itu lalu membuka pintu dan mendapati Zaky dalam kondisi lemah.
“Zaky,darimana aja kamu,nak ? ibu capek mencari kamu. “
“ibu....”. Zaky memeluk ibunya dan menangis. Ibunya tak
emngerti dengan maksud anaknya saat itu. Namun Zaky masih memeluk ibunya kini lebih erat.
“Maafkan Zaky bu. Zaky nggak bisa menepati janji Zaky pada
Ibu untuk sekolah yg benar”.
“Nak,ibu masih belum mengerti. Sekarang kamu tenangkan diri
dulu. Kemudian ceritakan semuanya pada ibu.
Zaky mencoba memahami kata-kata ibunya. Ia menarik napas
panjang dan menceritakan semuanya pada ibunya.
“Sudah nak. Begitulah hidup sekarang ini. Kita dianggap
sebagai kaum lemah yg selalu ditndas. Tak ada lagi yg mau memperhatikan nasib
kita. Bahkan untuk membela diri saja,kita tak berhak. Bagi mereka kita tak ada
apa-apanya”.
Ibu memeluk Zaky
dengan deraian air mata. Ia tak tega melihat ketidak adilan ini. Namun ia hanya
seorang wanita miskin yg tak bisa lagi berbuat apa-apa.
“ Ibu, Zaky tidak akan membiarkan ini semua terus berlanjut.
Sekarang,mereka boleh menghina kita,mencaci maki,bahkan menginjak harga diri
kita karena kita tak punya segalanya. Tapi lihatlah bu, suatu saat nanti Zaky
akan membuktikan pada mereka bahwa keterbatasan fisik dan materi tidak akan
meruntuhkan keterbatasan harga diri. Mereka akan menyadari bahwa kehilangan
kehormatan jauh lebih sakit daripada kehilangan sebelah kaki. Zaky janji ,bu!”
“Buktikanlah,nak. Jika Allah swt. Masih memberikan
kesempatan ibu untuk melihatmu berhasil suatu saat nanti. Ibu percaya semua
itu”.
Duka dimalam itu berubah menjadi
sebuah tekad nyata yg akan merubah kesakitan berbuah manis. Ibu dan anak itu berjanji akan merubah nasib
mereka menjadi lebih baik.
Hari berganti hari. Kini Zaky
menjalani hidupnya yang rumit. Bekerja sebagai pembantu para pedagang untuk
mengangkat dagangannya. Dengan ikhlas ia jalni hidupnya yg tak lagi sebahagia
dulu. Terkadang ia tak makan nasi selama sehari,begitu juga ibunya. Dan pada
hari ini,ketika ia sedang mengakat segoni beras milik pak Burhan, pedagang
beras, ia ditabrak oleh sebuah mobil.
Dari dalam mobil itu keluarlah seorang cewek cantik yg berjalan kearahnya,Zaky
sudah menebak bahwa gadis kaya itu akan memakinya. Tapi ketika gadis itu
semakin mendekat, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu.
“ Mas,kalo jalan hati-hati dong. Untung mobil saya nggak lecet. Gimana sih !”.
Gadis itu dengan sombongnya menghampiri Zaky yg masih ternganga melihatnya.
“Mas,kok diem aja sih ?minta maaf kek. Kenapa ?nggak pernah
ya liat orang kaya?biasa aja kali !”.
Zaky terdiam sesaat. Kemudian bangun dari posisinya yg dari
tadi jatuh terduduk.
“Kamu ?? Pricillia kan ?adiknya Roger?kamu nggak ingat saya
?”
“ Ha ?”.
“ Kamu nggak ingat saya? Saya ini Zaky. Temannya Roger,juga
temennya kamu waktu kecil ..”
“Kamu ? kak Zaky ?ini bener kak Zaky ?”.
Pricillia langsung memeluk zaky.
Ia menangis saking harunya dengan
pertemuan itu. Zaky adalah orang yang paling ia sayang,bahkan lebih dari
Roger,kakaknya sendiri. Dari kecil, Zaky lah yang sangat mengerti dia. Disaat
Roger membuat Pricillia nangis, sebal,dan dimarahi sama mama dan papa, Zaky lah
yg selalu membuat ia nyaman,menghapus setiap tetesan air matanya, dan tempat ia
membagi kekesalannya karena Roger. Baginya, Zaky adalah kakak terbaik walaupun
dia bukan kakak kandungnya sendiri. Begitupun Zaky, ia sangat menyayangi
Pricillia yg ia anggap adiknya sendiri karena Zaky tidak mempunyai adik. Karena teramat rindunya, Pricillia mengajak
Zaky buat istirahat sejenak di sebuah kafe disekitar tempat itu. Zaky
menceritakan semuanya hingga ia harus bekerja di tempat seperti itu.
“begitulah Cil, perlahan kakak ikhlas menerima ini semua”.
“ Tapi ini nggak adil kak,mengapa mereka bisa setega itu ?
kak Roger juga kelewatan banget. Ini nggak
bisa dibiarin”.
“ Udahlah Cil. Kakak kamu nggak salah kok. Sudah menjadi hak
dia untuk nggak lagi mengakui kakak sebagai sahabat lamanya. Tapi yg menjadi
pertanyaan bagi kakak,kenapa ya Roger bisa berubah sekali ?padahal dia dulu
orang yg sangat baik”.
“ Selama di Bandung, kak Roger mempunyai teman-teman yg nggak
beres kak. Mereka kebanyakan adalah anak dari orang tua yg Broken home. Kak
Roger sering banget pulang dalam kondisi mabuk sampe-sampe Papa dan mama selalu
marahin dia. Udah banyak surat teguran dari sekolah tentang kenakalan dia. Papa
nggak sanggup lagi buat ngurusin dia. Akhirnya dia di DO dari sekolah lamanya
dan papa memutuskan nyekolahin dia disini. Biar dia bisa berubah dan aibnya
nggak bakal ketahuan sama temen-temennya disana. Yg tahu masalah ini Cuma
keluarga kami, kak. Dan sekarang,kakak salah satunya yg tahu ini. Cuma kakak yg
baru aku ceritain.”
“Aku sama sekali nggak tahu ini semua,Cil”. Zaky menunduk
memikirkan nasib sahabatnya itu. Sementara Pricillia,matanya tertuju pada kaki
Zaky yg tinggal sebelah.
“ehm,kak Zaky,kalo boleh tahu kenapa kaki kakak...”.
Kata-kata Pricillia terputus karena Zaky sudah mengerti maksud gadis yg duduk
didepannya itu.
“Semenjak kejadian terakhir kita ketemu waktu itu, dokter
memutuskan agar kaki aku harus diamputasi,Cil.”
Pricillia terdiam. Kata-kata itu
kembali membawanya pada masa lalu. Saat itu ketika Pricillia baru saja mahir
bersepeda, ia berjalan-jalan di jalan raya. Tiada yg tahu bahwa ia mengendarai
sepeda sejauh itu. Seisi rumah lelah mencarinya namun Pricillia belum
ditemukan. Ketika itu Zaky tengah berbelanja di sebuah mi ni market. Tba-tiba
ia melihat Pricillia yg hampir saja ditabrak oleh truk pengangkut keelapa
sawit, Zaky berlari untuk menyelamatkan Pricillia namun sayang kakinya terinjak
oleh truk itu dan Pricillia terlempar ke trotoar jalan. Di akhir pertemuan
mereka, Zaky masih sempat mengucapkan kata-kata padanya. Kata-kata yg hingga
saat ini masih ia ingat,” jangan bilang ke siapa-siapa ya kalo kakak yg
selamatin Cilla..,”. Belum sempat Pricillia menjawab namun Zaky terlanjur
pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Saat ini, Pricillia tak mampu lagi
membendung air matanya yang terus keluar.
“maafin Cillia kak, seharusnya Cillia menyadari itu
sebelumnya,apa kak Roger tau tentang
semua ini ?”
“nggak Cil. Biarkan dia tau suatu saat nanti. Lambat laun pasti
dia juga akan ngerti apa yg selama ini aku harapkan”.
Tiba-tiba handphone Pricillia bergetar dan mengganggu percakapan serius mereka.
“Iya Ra,oke-oke. Gue kesana sekarang..,bentar lagi kok.
Bye..”. Pricillia menutup handphonenya.
“kak Zaky,aku nggak bisa lama soalnya ada janji sama
Laura,temen aku. Ini alamat rumah aku kak,kalau kakak butuh bantuan temui aja
aku. Aku siap kok bantuin kakak.” Pricillia tersenyum sambil memberikan secarik
kertas berisikan alamat dan no.hp nya sebelum pertemuan mereka berakhir.
Dengan
perasaan haru Zaky memandangi mobil mewah yang kemudian melaju. Ia tak mampu
melukiskan bagaimana perasaannya saat itu. Pricillia. Gadis itu selalu
memberikan kejutan . Disaat kondisinya yg tak layak ini ia malah hadir dan
memberikan bantuan.Zaky berjalan melewati lorong-lorong kemudian gang-gang
sempit untuk tiba dirumahnya.
Malam itu, sebuah pemandangan yg
tak bisanya hadir didepan matanya. Ibu batuk-batuk namun mengeluarkan sebercak
merah. Ya itu darah. Ia tak pernah melihat ibu mengalami kondisi itu
sebelumnya. Kondisi ibu pun kian melemah. Dan ketika melihat Zaky telah
pulang,ibu jatuh pingsan sehingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Tubuh kurus itu mematung di sebuah
bangku depan ruang ICU. Iabtak tahu lagi harus melakukan apa. Baru saja ia
dikeluarkan dari sekolah,kemudiansang ibu tercinta harus di bawa kerumah sakit.
Ia tak pernah mau menceritakan tentang sakit yg sedang dialami. Sejenak
lamunannya terhenti ketika seorang dokter menyapanya.
“Boleh saya bicara sama kamu sebentar ?”
“tentu Dok,”.
Zaky mengikuti setiap derap
langkah sang Dokter hingga tiba diruangnya. Dan kembali,tubuhnya meemas ketika
tahu tentang penyakit yg dideita ibunya. Ibu terserang penyakit TBC,dan harus
dirawat dirumah sakit hingga kondisinya memungkinkan. Tapi, bagaimana cara ia
membayar biaya pengobatan itu ?,ia sama sekali tak lagi mempunyai saudara
disini. Dengan terhuyung-huyung ia
keluar dari ruang Dokter dan kembali merenung tentang hal yg harus ia lakukan selanjutnya.
Kemana ia harus menemukan biaya itu?ia tak ingin kehilangan ibu yg hanya
satu-satunya ia miliki. Tiba-tiba Zaky teringat akan Pricillia. Yah, gadis itu
baru saja memberikan kartu namanya dan menawarkan bantuan. Ada senyum
diwajahnya ketika ingat akan hal itu. Tanpa pikir panjang, ia pun mencari
alamat yg tertera dikartu itu.
Sebuah rumah mewah satu-satunya
di desa itu. Tampakbeberapa mobil mewah yg ada di pekarangan rumah . Zaky
memberanikan masuk ke rumah itu dan mendapati Roger dan teman-temannya yg
sedang asyik-asyikan di ruang tamu. Mereka menatap Zaky dengan tatapan aneh.
Mana mungkin Rumah semewah ini bisa didatangi oleh orang cacat yg berada
dihadapan mereka saat itu. Namun Zaky tak menghiraukan tatapan tajam itu, ia
berjalan dan menghampiri Roger.
“Roger,saya ingin ketemu dengan Pricillia..”
“ini siapanya elo,Bro ?”tanya Ryan,teman Roger. Roger hanya
terdiam tak mampu berkata-kata ketika menghadapi situasi itu. Zaky yg dengan
susah payah ia lenyapkan dari hidupnya malah datang kembali dan mencari
Pricillia. Apa yg membuat ia bertemu lagi dengan Pricillia?selama ini Pricillia
tak pernah menceritakan lagi tentang Zaky padanya.
“Saya Zaky,teman lamanya Roger.”
“hahahahhahhh..yg bener aja ?Becanda loe ?eh.Roger!emangnya
loe punya temen cacat kayak gini?”semuanya tertawa dan tak percaya.
“eh,Loe tuh cocoknya di panti cacat sono...,,,nggak cocok
disini!”. Timpal Gio.
“Eh,cacat !Loe ngapain lagi ganggu gue ? udah untung gue
Cuma ngeluarin loe dari sekolah,belum lagi gue ngilangin satu kaki loe lagi.
Pergi dari sini atau loe bakal nyesal!”.Roger mulai bangkit dari duduknya dan
mendekati Zaky yg terkejut akan kata-katanya . Sekarang ia baru sadar bahwa
Roger lah yg sengaja menyelipkan Narkoba itu di tasnya.
“Jadi kamu yg sengaja melakukan itu?kamu? tega sekali kamu
sama saya.”
“Oh,baru tau Loe ?”Roger menolak Zaky namun Zaky lebih dulu
menonjok wajah Roger hin gga lembam.
Roger memegang wajahnya yg
ditonjok Zaky. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Zaky akan bertindak seperti
itu. Ia pun membalas perlakuan itu namun Zaky juga terlanjur benci padanya. Dan
kini mereka berkelahi. Temana-teman Roger terdiam mrlihat Zaky yg ternyata juga
berani melakukan itu. Tak mau kalah. Roger mengambil sebuah pisau yg ada di
dekat meja itu untuk membunuh Zaky. Tiba-tiba tindakan Roger saat itu terhenti ketika Pricillia baru saja tiba.
“Hentikannnn !!”
Keduanya melihat keasal suara.
“Loe ngapain Roger ?loe mau bunuh Kak Zaky ?”
“Cil, Gue ini kakak Loe. Zaky itu nggak pantes hadir dihidup
kita. Dia cocoknya di Neraka,tau nggak ?”
“Maksud Loe apa? Loe jahat ya. Kak Zaky itu temen kita!Loe
nggak ingat seberapa baik dia sama kita dulu?!”
“Dia beda dari kita Cil. Loe lihat sekarang. Kita kaya.
Fisik kita lengkap. Kita sempurna,Cil. Masalah dulu, itu udah berlalu. Nggak
ada lagi Roger yg miskin,nggak ada lagi Zaky. Temen gue yg dulu paling baik.
Gue nggak peduli dia temen gue ato nggak. Dan yg pasti. Gue nggak akan mau
punya temen yg cacat !”
Keadaan hening sesaat. Pricillia
terdiam dan air matanya menetes. Begitu juga Zaky. Ia mundur beberapa langkah
dari tempat itu. Namun Pricillia menahannya.
“Baik. Kalo itu yg loe bilang. Sekarang loe pikir
ya,seandainya gue diposisinya Zaky. Gue cacat.gue nggak punya fisik yg
sempurna. Pasti Loe juga nggak bakal ngakuin gue sebagai adik loe kan ?!”
“Cil.Cukup. Jangan ungkit masalah itu!”Zaky berusaha
menahannya namun Pricillia tak peduli dengan kata-katanya.
“Biarin kak. Biar dia tau yg sebenarnya. Kak Roger yg paling
Pricillia sayang. Loe harus tau ini. Loe boleh punya semua harta,loe boleh
bilang loe sempurna. Tapi apa loe tau ? itu semua nggak ada artinya tanpa
pengorbanan. Sekarang Loe lihat dia! Lihat kak Zaky! Kalo nggak ada
dia,nih,Gue!Gue,Pricillia,adik kandung tersayang elo ini nggak akan ada lagi
didunia ini. Mungkin gue udah meninggal digilas truk 7 tahun yg lalu!”
Roger terhenyak tak percaya.
“maksud loe apa Cil?”
“maksud loe apa Cil?”
“Loe lihat gue kan? Gue masih nggak kehilangan satu anggota
badan manapun. Tapi apa loe tahu?kak Zaky yg harus kehilangan salah satu
kakinya Cuma buat nolongin gue. Dan loe nggak pernah ngehargain itu”
Kini Roger terpaku. Air matanya
keluar perlahan. Pisau yg ia pegang terjatuh dari genggamannya begitu saja. Ia
jatuh terduduk dan dihadapan Zaky. Ia sangat menyesal dengan sikapnya selama
ini. Beberapa menit dari sesalnya yg mendalam itu, ia mengambil pisau yg terjatuh tadi dan berdiri perlahan.
“Zaky, gue nggak tau harus berbuat apa lagi buat menebus
dosa gue selama ini sama Loe.” Roger memberikan pisau itu ke tangan Zaky.
“Ky, sekarang benda itu udah ada digenggaman loe. Ini
saatnya. Bunuh gue,ky! Loe pantes ngelakuin itu. Patahin kaki gue. Cepat!”
Zaky membuang pisau yg ada di
genggamannya dan memeluk Roger yg tak mampu membendung air matanya. Pricillia
dan teman-teman Roger yg lain pun terharu dengan apa yg mereka lihat saat ini.
Tak lama setelah itu mereka memutuskan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk
Ibunya Zaky sekaligus membayar biaya pengobatannya. Sebuah pengorbanan telah membuka pintu hati
Roger yg sombong. Kini ia telah menenemukan dirinya yg dulu. Yg bahagia
walaupun berada dalam kesederhanaan.
THE END
Komentar
Posting Komentar